Follow Us On

  • Wordpress
  • Facebook
  • Twitter
  • Google+
  • tumblr
  • stumbleupon
  • BBM
  • LINE

Jumat, 13 Juni 2014

BOLA - Apakah Kepemimpinan Wasit Asal Jepang Dalam Laga Pembuka Piala Dunia 2014 Berat Sebelah?

Brasil boleh berbangga mampu mengawali petualangan Piala Dunia mereka di tanah sendiri dengan kemenangan menyakinkan 3-1 atas Kroasia, Jumat (13/6) dini hari WIB. Akan tetapi, kemenangan tersebut menjadi kurang meyakinkan karena kepemimpinan sang pengadil lapangan di laga pembuka tersebut, Yuichi Nishimura.

Wasit asal Jepang tersebut beberapa kali membuat keputusan yang dianggap menguntungkan tuan rumah. Yang paling mencolok adalah insiden penalti di menit 70. Nishimura menilai Dejan Lovren telah melanggar Fred dalam area terlarang. Padahal dalam tayangan ulang, terlihat hanya terjadi sedikit kontak. Lovren dkk. pun langsung mengejar dan mengerubuti Nishimura untuk memprotes, namun tak mempengaruhi keputusannya dan malah memberi kartu kuning bagi bek Southampton tersebut.

Tendangan 12 pas tersebut memang berhasil dieksekusi Neymar sebelum Oscar melengkapi keunggulan Selecao di masa injury time. Seusai laga, kecaman pedas pun dilontarkan oleh pemain hingga pelatih Kroasia yang merasa dirugikan. "Kalau itu penalti, maka kita seharusnya bermain basket, bukan sepakbola! Itu memalukan! Wasit menetapkan aturan berbeda untuk kami dan untuk Brasil. Kepemimpinan memalukan untuk ajang Piala Dunia!" kata Niko Kovac, sang pelatih Kroasia kepada HTV.

Lovren, sebagai pemain yang paling dirugikan, jelas tak ketinggalan ikut berkomentar, "Saya amat sedih hingga ingin menangis. Semua orang sudah melihatnya. Kejadian ini adalah skandal untuk FIFA! Saya pikir kami memainkan pertandingan yang bagus dan punya kualitas untuk mengimbangi Brasil, namun tidak melawan 12 orang," kecam Lovren lewat L'Equipe.

Eks wasit FIFA asal Swiss, Urs Meier, juga turut mengkritik Nishimura. "Kesalahan seperti itu tidak seharusnya dilakukan oleh wasit untuk laga sebesar ini. Wasit berada dalam sudut posisi yang buruk. Namun ia bahkan tak mencoba untuk mendapatkan posisi yang lebih baik sebelum meniup peluit. Ia seharusnya malah wajib memberi Fred kartu kuning karena diving," ujarnya kepada ZDF.

Tak cukup dengan satu insiden, Nishimura juga kedapatan melakukan keputusan yang layak diperdebatkan seperti saat duel udara Julio Cesar dan Ivica Olic di menit 83. Padahal, peluang tersebut bisa menghasilkan gol penyama kedudukan Kroasia. Dari statistik pun terlihat jika Nishimura berskap sedikit lunak kepada tuan rumah sebagaimana Brasil menerima pelanggaran sebanyak 20 kali. Bandingkan dengan Kroasia yang hanya diberikan lima pelanggaran oleh sang wasit.

Meski demikian, tak seluruhnya performa wasit berusia 42 tahun ini buruk. Beberapa kali ia membuat keputusan bagus yang ia benar-benar ia tunjukkan di paruh pertama. meski performanya menurun di babak kedua, hingga hal-hal kecil seperti memberikan waktu injury time dengan tepat dan penggunaan vanishing spray.  

Sebelum laga ini, predikat kontroversial sama sekali tidak melekat terhadap Nishimura. Dari 91 pertandingan internasional yang sudah dipimpinnya, ia hanya pernah tercatat 13 kali mengeluarkan kartu merah alias memiliki rasio 0,14 per partainya yang tentu amat minim untuk menyebutnya sebagai sosok kontroversial. Ia bahkan dikenal sebagai wasit yang murah senyum setiap kali memimpin sebuah laga. Namun, dengan satu kesalahan seperti ini, reputasi baik Nishimura bisa rusak seluruhnya.

Mungkin saja, Nishimura ingin "membayar kesalahan" kepada publik Brasil pada Piala Dunia 2010. Waktu itu, Nishimura mengangkat kartu merah pada gelandang Selecao, Felipe Melo, setelah melanggar Arjen Robben dalam kekalahan 2-1 dari Belanda di babak perempat-final. Bahkan Melo mengakui jika pengusiran dirinya telah membuat kariernya di timnas merosot tajam. "Semua kerja keras dan prestasi saya bersama Brasil terlupakan pascainsiden tersebut," ujarnya.

Apapun itu, keputusan Nishimura di laga tersebut memang patut diperdebatkan. Pertanyaannya berikutnya adalah, layakkah wasit yang terkenal tegas ini dipertahankan FIFA untuk memimpin laga-laga Piala Dunia selanjutnya. Mungkin saat ini Nishimura sedang merenungi nasibnya dan bahkan sudah memikirkan skenario terburuk: laga Brasil-Korasia akan menjadi partai terakhir yang ia pimpin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar